MAKALAH
PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA
“Rangkuman Materi Pengembangan
Rencana Bisnis Informatika“
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
Informatika
Dosen : Jamilah, S.KOM., MT.
Disusun oleh:
Miqdad (54416414)
Kelas : 4IA18
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2019
DAFTAR ISI
Halaman
1.
REGULASI & PROSEDUR PENDIRIAN
PERUSAHAAN
3
1.1
Regulasi
3
1.2
Prosedur Pendirian Perusahaan
3
1.3
Bentuk-Bentuk Usaha
3
1.4
Prosedur dan Legalitas
Perusahaan
8
2.
SDM DAN ORGANISASI
16
2.1
Sumber Daya Manusia (SDM)
16
2.2
Organisasi
16
2.3
Struktur Organisasi
16
2.4
Deskripsi dan Spesifikasi
Tugas
20
2.5
Sistem Penggajian
22
3.
ASPEK PEMASARAN
16
3.1 Spesifikasi
Produk/Jasa
25
3.2 Segmentasi
Produk/Jasa
25
3.3 Analisis
Situasi Pasar
26
3.4 Analisis
Pesaing
28
3.5 Strategi
Promosi
28
3.6 Media
Promosi Berbasis TI
29
4.
ASPEK KEUANGAN
31
4.1 Komponen
Biaya/Anggaran
31
4.2 Estimasi
Biaya/Satuan Biaya
32
4.3 Penyusunan
Anggaran/Investasi Perusahaan
32
4.4 Penyusunan
Cashflow Perusahaan
33
4.5 Time
Value of Money dan tinggak suku bunga
33
4.6 Kriteria
Investasi
34
DAFTAR PUSTAKA
35
DAFTAR GAMBAR
36
BAB I
REGULASI & PROSEDUR PENDIRIAN PERUSAHAAN
1.1 Regulasi
Regulasi adalah suatu
peraturan yang dibuat untuk membantu mengendalikan suatu kelompok, lembaga /
organisasi, dan masyarakat demi mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan
bersama, bermasyarakat, dan bersosialisasi. Tujuan dibuatnya regulasi atau
aturan adalah untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan
batasan-batasan tertentu. Regulasi diberlakukan pada berbagai lembaga
masyarakat, baik untuk keperluan masyarakat umum maupun untuk bisnis.
Dalam bidang usaha,
pengertian regulasi bisnis dan bidang ekonomi adalah aturan yang mengendalikan
perilaku dalam berbisnis, baik dalam bentuk batasan hukum oleh pemerintah,
regulasi industri, peraturan asosiasi perdagangan, dan lainnya. Dengan kata
lain, regulasi bisnis adalah aturan atau etika yang harus dipenuhi oleh para
pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Fungsi regulasi bisnis adalah untuk
menertibkan perilaku para pengusaha dan konsumen dalam batasan-batasan
tertentu, dimana regulasi bisnis tersebut bersifat mengikat dan mengendalikan
perilaku masyarakat dalam ruang lingkup bisnis. [1]
1.2 Prosedur Pendirian Perusahaan
Prosedur adalah rangkaian
aksi yang detail atau disebut juga suatu tindakan yang harus dijalankan dengan
cara yang sama (sesuai yang tertera pada teks prosedur) supaya mendapatkan
hasil yang sama. Prosedur dapat dikatakan juga sebagai rangkaian aktivitas atau
langkah-langkah yang harus dijalankan supaya dapat menghasilkan hasil yang
diinginkan. Fungsi prosedur ini untuk membantu seseorang dalam memahami
bagaimana melakukan sesuatu secara tepat, sehingga tujuannya dapat tercapai
secara efisien dan efektif.
Dalam mendirikan
perusahaan, prosedur yang dilakukan cukup rumit dan harus diselesaikan, karena
prosedur tersebut digunakan untuk melegalkan suatu perusahaan agar terdaftar
dalam pemerintahan, sehingga usaha yang dilakukan pun dapat berjalan dengan
baik. [2]
1.3 Bentuk-betuk usaha
Beberapa bentuk badan usaha diantaranya adalah:
1.
Perusahaan Perseorangan
Dari
namanya kita tahu bahwa perusahaan perseorangan merupakan jenis kegiatan usaha,
modal dan manajemenya ditangani oleh satu orang. Orang yang punya usaha
tersebut biasanya menjadi manajer atau direktur sendiri, jadi tanggung jawabnya
tidak terbatas.[3]
Ciri-cirinya
:
·
Dimiliki oleh perorangan.
·
Pengelolaan terbatas atau
sederhana.
·
Modal tidak terlalu
besar.
·
Kelangsungan hidup usaha
bergantung pada pemilik perusahaan.
Kelebihan
:
·
Dapat mudah dimulai.
·
Biaya tergolong rendah.
·
Bebas dalam mengelola
perusahaan.
Kekurangan
:
·
Karena perorangan dan
biaya terbilang sedikit, jadi kemampuan perusahaan terbatas.
·
Tenaga kerja dan
manajemen terbatas.
·
Kebutuhan modal yang
dapat dipenuhi oleh pemilik juga kecil.
2. Koperasi
Koperasi
adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan. [3]
Kelebihan
:
·
Sisa hasil Usaha yang
dihasilkan oleh koperasi akan dibagi kepada anggota.
·
Anggota koperasi berperan
jadi konsumen dan produsen sekaligus.
·
Seseorang yang akan
menjadi anggota koperasi atau yang ingin atau yang sudah menjadi anggota, bukan
karena terpaksa, melainkan keinginanya sendiri untuk memperbaiki hidupnya.
·
Mengutamakan kepentingan
Anggota.
Kekurangan
:
·
Modal terbatas.
·
Daya saing lemah.
·
Tidak semua anggota
memiliki kesadaran berkoperasi.
·
Sumber daya manusia
terkadang kurang.
3. BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )
BUMN
merupakan jenis badan usaha dimana seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh
Pemerintah. Status pegawai yang bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan
pegawai negeri. Bentuk badan usaha BUMN, yaitu : [3]
a. Perjan
Perjan
merupakan salah satu bentuk badan usah yang seluruh modalnya dimiliki oleh
Pemerintah. Kemudian perjan fokus melayani masyarakat. Namun karena selalu
fokus pada masyarakat dan tanpa adanya pemasukan untuk menanggulangi hal
tersebut, maka sudah tidak terapkan lagi. Contoh Perjan : PJKA (Perusahaan
Jawatan Kereta Api), sekaran menjadi PT. KAI.
b. Perum
Perum
ibarat perubahan dari Perjan. Sama seperti perjan, namun perum berorientasi
pada profit atau mencari keuntungan. Perum dikelola oleh negara dan karyawan
berstatus sebagai Pegawai Negeri. Walaupun sudah berusaha mencari keuntungan
namun tetap saja merugi, sehingga Negara menjualnya ke publik dan pada akhirnya
berganti nama menjadi Perseo.
c. Persero
Persero
merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dikelola oleh Negara. Tidak seperti
Perjan dan Perum. Selain mencari keuntungan, Persero juga mendedikasikan untuk
pelayanan masyarakat.
Ciri-ciri
Persero :
· Tujuan
utamanya mencari laba (Komersial)
· Modal
sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang berupa
saham-saham
· Dipimpin
oleh direksi
· Pegawainya
berstatus sebagai pegawai swasta
· Badan
usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
· Tidak
memperoleh fasilitas negara
4. BUMS ( Badan Usaha Milik Swasta )
Badan
Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah jenis badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33,
Berdasarkan badan hukumnya, BUMS dibedakan menjadi : [3]
1. Firma (Fa)
Firma
merupakan badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap
anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan.
Modal
firman berasal dari anggota pendiri. Untuk laba atau keuntungan dibagikan
kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta sewaktu pendiriannya.
Ciri-ciri
Firma :
· Para
sekutu aktif dalam mengelola perusahaan
· Tanggung
jawab tak terbatas atas segala resiko yang terjadi
· Akan
berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Kelebihan
:
· Mudah,
tak perlu banyak persyaratan namun perlu kesepakatan para pihak yang akan mendirikan
firma.
· Tidak
terlalu memerlukan akta formal karena menggunakan akta dibawah tanda tangan
· Modal
lebih cepat cair
· Lebih
mudah berkembang
Kekurangan
:
· Punya
tanggung jawab yang tak terbatas apabila ada resiko
· Bisa
mengancam kelangsungan hidup perusahaan bila salah satu pendiri meninggal dunia
atau mengundurkan diri
· Sulit
dalam peralihan pimpinan dan sering terjadi konflik internal
· Kesulitan
menghimpun dana besar serta mengikuti tender dalam jumlah tertentu
2. CV ( commanditaire vennootschap ) atau
Persekutuan Komanditer
Perusahaan
Komanditier atau yang biasa disingkat menjadi CV meruapakan perusahaan
persekutuan yang didirikan berbadasarkan kepercayaan. Dalam CV, terdapat
beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu lainnya, kemudian
ada salah satu yang menjadi pemberi modal. Dan tanggung jawab sekutu komanditer
hanya terbatas pada sejumlah modal yang diberikan. Terdapat 2 jenis sekutu :
· Sekutu
aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan bertanggung
jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
· Sekutu
pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada
sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu
pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang
ditanam.
Ciri
– ciri CV :
·
Didirikan minimal 2
orang, dimana satu orang bertindak sebagai Persero aktif, dan satunya lagi
sebagai persero pasif
·
Seorang persero aktif
akan bertindak mengurus perseroan. Sehingga ia akan bertanggung jawab penuh
atas segala resiko.
·
Persero pasif hanya
bertindak sebagai sleeping partner. Dimana dia hanya bertanggung jawab sebesar
modal yang ia setorkan ke dalam perseroan.
Kelebihan
:
·
Bentuk CV sudah dikenal
masyarakat, sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan.
·
CV mudah memperloleh
modal karena pihak perbankan mempercayainya.
·
Lebih mudah berkembang
karena dipegan orang yang ahli dan dipercaya.
·
CV lebih fleksibel
·
Pembagian keuntungan
diberikan pada sekutur Komanditer dan tak kena pajak penghasilan
Kekurangan
:
·
Untuk mendirikan CV lebih
ribet, karena melalui akta notaris dan didaftarkan ke Departmen Kehakiman.
·
Status hukum badan usaha
CV jarang dipilih oleh pemilik modal atau beberapa proyek besar
3. PT ( Perseroan Terbatas )
Merupakan
badan hukum perusahaan yang banyak diminati pengusaha.
Ciri
– ciri PT :
·
Kewajiban terhadap pihak
luar hanya terbatas pada modal yang disetorkan.
·
Mudah dalam peralihan
kemepimpinan.
·
Usia PT tidak terbatas.
·
Mampu untuk menghimpun
dana dalam jumlah yang besar.
·
Bebas untuk melakukan
berbagai aktivitas bisnis.
·
Mudah mencari karyawan
·
Dapat dipimpin oleh orang
yang tidak memiliki saham.
·
Pajaknya berganda antara
Pajak Penghasilan dan Pajak Deviden
Kelebihan
PT :
·
Mudah dalam peralihan
kepemimpinan.
·
Mudah memperoleh tambahan
modal.
·
Kelangsungan perusahaan
sebagai badan hukum lebih terjamin.
·
Lebih efisien dalam
manajemen pengolahan sumber-sumber modal.
Kekurangan
PT :
·
Pajaknya berganda antara
Pajak Penghasilan dan Pajak Deviden.
·
Pendiriannya memerlukan
akta notaris dan ijin khusus usaha tertentu.
·
Biaya pembentukan PT
relatif tinggi.
·
Terlalu terbuka dalam
pelaporan kepada pemegang saham.
4. Yayasan
Yayasan
merupakan salah satu bentuk – bentuk badan usaha, namun yayasan tidak mencari
untung. Jadi lebih ke kepentingan sosial dan berbadan hukum.
Ciri
– ciri Yayasan :
·
Yayasan dibentuk
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
·
Yayasan dibentuk dengan
memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi, sosial dan
kemanusiaan.
·
Didirikan dengan akta
notaris.
·
Tidak memilik anggota dan
tidak dimiliki siapapun, namun memiliki pengurus atau organ untuk
merealisasikan tujuan Yayasan.
·
Yayasan dapat dibubarkan
oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan dengan hukum,
likuidasi dan pailit.
Kelebihan
Yayasan : Non profit dan rela membantu masyarakat
Kekurangan
Yayasan :Terbatasnya dana
1.4 Prosedur dan Legalitas
Ketika ingin membangun
sebuah perusahaan, terdapat beberapa prosedur yang cukup rumit dan harus diselesaikan
secepatnya, dimana prosedur tersebut digunakan untuk mempejelas detail mengenai
perusahaan bersangkutan seperti bergerak di bidang apa, lokasinya dimana, dan
masih banyak lagi persyaratan lain yang berurusan dengan hukum negara. Berikut
ini merupakan prosedur pendirian perusahaan, diantaranya yaitu :
Membuat Akta Pendirian
PT, SK Pengesahan Badan Hukum, dan NPWP Perusahaan. Hal pertama yang perlu
dilakukan sebelum mendirikan perusahaan berbasis PT (Perseroan Terbatas) yaitu
membuat akta pendirian perusahaan, SK pengesahan badan hukum, dan mengurus NPWP
perusahaan. Untuk mengurus ketiga hal ini dapat dilakukan pada Direktorat
Jendral Administrasi Hukum Umum di Kementrian Hukum dan HAM. Sebelumnya pembuatan NPWP perusahaan harus
diselesaikan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang ada di daerah domisili usaha
perusahaan tersebut. Dalam artian, tempo lalu pembuatanya terpisah dengan
pembuatan akta pendirian perusahaan dan SK pengesahan.
1. Menentukan
Domisili Usaha
Setelah memroses akta
pendirian PT, pengesahan, dan lain sebagainya maka selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah menentukan domisili usaha menggunakan Virtual Office yang
biasanya akan dijadikan dasar untuk mengeluarkan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Untuk urusan domisilis perusahaan,
dapat mempercayakan urusan ini kepada penyedia jasa pengelola Virtual Office
dan Service Office lokal maupun asing. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua
kegiatan usaha bisa menggunakan Virtual Office untuk menentukan domisili usaha.
2. Menentukan
Usaha
Langkah selanjutnya
adalah menentukan bidang usaha dari perusahaan yang akan di Bidang dirikan
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI), dalam Perka BPS No.19/2017 disebutkan bahwa pengelompokan
kegiatan ekonomi sangatlah penting untuk menyeragamkan konsep, definisi, dan
klasifikasi lapangan usaha.
Adapun Perka BPS itulah
yang kemudian dijadikan acuan untuk masing-masing daerah dalam menentukan KBLI.
Misalkan untuk wilayah Jakarta sendiri, acuan KBLI yang digunakan untuk
dicantumkan dalam SIUP adalah: Keputusan Kepala BPTSP No. 50 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Keputusan Kepala BPTSP tentang Penetapan Penggunaan Kode KBLI
Pada Perizinan Perdagangan.
3. Mendaftarkan
Perusahaan ke BPJS Ketenagakerjaan
Ini merupakan salah satu
persyaratan mendirikan perusahaan, dimana persyaratan tersebut sudah diatur
dalam PP 84/2013 tentang Perubahan Kesembilan atas Peraturan Pemerintah No.14
Tahun 1993 mengenai Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Di
dalam peraturan itu, disebutkan bahwa pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja
minimal 10 orang, atau membayar upah paling sedikit 1 juta per bulan, wajib
mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
4. Prosedur
Pengajuan NPWP Perusahaan
Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya bahwa proses pengajuan dan penerbitan NPWP perusahaan
berbentuk PT kemungkinan tidak lagi harus dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak
yang wilayahnya berada pada domisili perusahaan didirikan. Sebab, NPWP
Perusahaan sepertinya akan diterbitkan bersamaan dengan terbitnya SK Pengesahan
Badan Hukum di Kementrian Hukum dan HAM.
5. Mengajukan
SIUP dan TDP
Mengajukan SIUP (Surat
Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) adalah langkah
terakhir yang harus dilakukan sebelum perusahan mulai beroperasi. Untuk
mengajukan SIUP dan TDP, dapat dilakukan di Kantor Dinas Perdagangan tingkat
kabupaten atau kotamadya, atau juga di Kantor Pelayanan Perizinan Setempat.
Namun untuk wilayah Jakarta sendiri, pengajuan SIUP bisa dengan sangat mudah
bahkan hanya melalui platform JakEvo yang berasis aplikasi online.
Setelah melakukan
prosedur untuk mendirikan perusahaan, perlu adanya legalitas perusahaan, dimana
legalitas merupakan salah satu pondasi hukum sebuah bisnis yang harus
diperhatikan sejak sebuah perusahaan atau bisnis dibangun. Selain melindungi
perusahaan atau bisnis, legalitas juga memiliki banyak manfaat seperti
melindungi aset pribadi, mengembangkan bisnis, hingga mempermudah dalam mendapat
pinjaman modal usaha, meningkatkan kredibilitas, dll. Berikut merupakan
legalitas yang dibutuhkan ketika mendirikan perushaan, diantaranya adalah :
A. Akta
Pendirian Usaha
Gambar 1 Contoh Akta
Pendirian Usaha
Akta pendirian perusahaan merupakan salah satu
dokumen yang dibuat oleh Notaris sebagai langkah awal untuk mendirikan
perusahaan, baik Firma, CV, ataupun PT, ketiga badan usaha tersebut dibuat
berdasarkan akta pendirian. Pada dasarnya, akta pendirian berisi nama badan
usaha, modal, jenis bidang usaha, tempat kedudukan badan usaha, susunan
pengurus, serta hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam badan usaha.
B. NPWP
Badan Usaha
Gambar 2 Contoh NPWP
Badan Usaha
Legalitas lain yang harus
dimiliki perusahaan adalah NPWP Badan Usaha. Selayaknya orang pribadi, sebuah
perusahaan juga memiliki kewajiban untuk mengurus pajaknya, mulai dari
menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak. Bukan hanya untuk mengurus
perpajakan bisnis startup, NPWP Badan Usaha juga menjadi salah satu dokumen
wajib yang menjadi syarat ketika ingin mengurus legalitas lainnya, seperti
SIUP, rekening perusahaan, pengajuan modal ke bank, hingga kesempatan
mendapatkan proyek bisnis dari perusahaan swasta maupun pemerintah.
C. Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Gambar 3 Contoh SIUP
SIUP merupakan surat izin
yang dikeluarkan pemerintah daerah kepada pengusaha untuk dapat melaksanakan
usaha di bidang perdagangan dan jasa. Untuk mengurus SIUP, pemerintah Indonesia
sudah memberikan kebijakan yang mengatur bahwa setiap perusahaan, persekutuan,
maupun perusahaan perorangan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib
melakukan pengurusan SIUP yang dikeluarkan berdasarkan domisili perusahaan dan
berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri
Perdagangan No. 46/M-DAG/PER/9/2009, terdapat 4 jenis SIUP yang dibedakan
berdasarkan modal yang disetor yaitu:
l SIUP
Mikro, modal disetor tidak lebih dari Rp50 juta
l SIUP
Kecil, modal yang disetor Rp50 juta – Rp500 juta
l SIUP
Menengah, modal disetor Rp500 juta – Rp10 miliar
l SIUP
Besar, memiliki modal disetor lebih dari Rp10 miliar
SIUP merupakan izin usaha
yang paling umum. Namun, cakupan SIUP hanya terbatas pada bidang usaha
perdagangan dan jasa, sehingga jika perusahaan bergerak di bidang usaha
lainnya, perlu mengurus jenis izin usaha selain SIUP. Bukan hanya itu,
berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 07/M-DAG/PER/2/2017, SIUP berlaku
sepanjang perusahaan melaksanakan kegiatan usahanya.
D. Surat
Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
Gambar 4 Contoh SKDP
Persyaratan SKDP
masing-masing domisili berbeda, misalnya untuk Daerah DKI Jakarta berdasarkan
Perda DKI Jakarta No. 1 Tahun 2014, SKDP tidak dapat dikeluarkan untuk PT yang
menggunakan alamat domisili rumah atau yang tidak berada dalam zona
perkantoran. Karena itu, untuk mendapatkan SKDP diperlukan alamat domisili yang
berada dalam zona perkantoran. Selain itu, SKDP juga memiliki masa berlaku dan
harus diperpanjang. Jika jenis kantor merupakan kantor bersama, maka SKDP
umumnya berlaku selama 5 tahun. Namun, masa berlaku ini tergantung dari
perjanjian sewa menyewa antara perusahaan dengan pemilik kantor. Sedangkan,
jika menggunakan virtual office, SKDP hanya berlaku 1 tahun dan dapat
diperpanjang.
E. Tanda
Daftar Perusahaan (TDP)
Gambar 5 Contoh TDP
Sebelum pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 24/2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PP 24/2018), TDP baru bisa diurus
setelah dibuatnya akta pendirian, SKDP, NPWP, dan SIUP. Namun, sekarang sudah
dapat langsung mengurus TDP melalui sistem Online Single Submission (OSS)
setelah membuat akta pendirian. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sendiri merupakan
dokumen pengesahan yang menyatakan bahwa suatu usaha telah melakukan kewajiban
pendaftaran perusahaan. Berdasarkan Pasal 26 (huruf a) PP 24/2018, TDP diubah
dengan Nomor Induk Berusaha (NIB). Artinya, jika sudah memiliki NIB yang diurus
melalui sistem OSS, maka secara otomatis telah memperoleh TDP karena NIB berlaku
sebagai pengesahan TDP.
F. Merk
Dagang
Gambar 6 Contoh Merk
Dagang
Pendaftaran merek dagang
di Indonesia bersifat first to file, artinya pihak yang paling cepat
mendaftarkan mereknya akan memiliki kemungkinan paling besar diakui sebagai
pemilik merek tersebut. Jadi, meskipun telah memiliki suatu merek dagang
terlebih dahulu, namun jika ternyata ada pihak lain yang telah mendaftarkan
merek dagang yang sama, maka pihak tersebut akan diakui sebagai pemilik yang
sah atas merek dagang tersebut.
Bukan hanya itu,
mendaftarkan merek dagang ke HKI juga memiliki banyak manfaat mulai dari nilai
kualitas produk yang akan selalu terjaga, sebagai media promosi, meningkatkan
kepercayaan dan loyalitas konsumen, hingga jangkauan promosi yang lebih luas.
Dan jika merek dagang telah terdaftar, maka akan memperoleh sertifikat sebagai
bukti pendaftaran dan akan diakui secara hukum sebagai pemilik merek dagang
tersebut.
BAB II
SDM DAN ORGANISASI
2.1
Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengertian
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai
penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang
memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya.
Secara
umum, sumber daya manusia terdiri dari dua jenis, yakni SDM makro yaitu jumlah
penduduk dalam usia produktif yang ada di sebuah wilayah, dan SDM mikro dalam
arti sempit yaitu individu yang bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus
dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya
manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber
daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu sendiri yang akan
mengendalikan faktor lain. [5]
2.2
Organisasi
Organisasi
adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Pada umumnya
organisasi akan memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam rangka untuk
mencapai tujuan, seperti; uang, mesin, metode/ cara, lingkungan, sumber daya
manusia, dan sumber daya lainnya, yang dilakukan secara sistematis, rasional,
dan terkendali.
Pengertian
organisasi dalam dunia bisnis yaitu sekelompok orang atau grup yang
berkolaborasi bersama-sama demi mencapai tujuan komersil. Layaknya organisasi
non-profit, dalam dunia binis istilah ini juga memiliki struktur yang jelas dan
sudah memiliki budaya kerja. Karena itu, beda organisasi akan menyebabkan
berbeda struktur dan tujuannya. [6]
2.3
Struktur Organisasi
Penyusunan
struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi
atau perusahaan, baik organisasi tersebut berskala kecil maupun besar tetap
memerlukan struktur organisasi yang jelas untuk mencapai sasaran organisasi
yang ditetapkan. Secara definisi, yang dimaksud dengan Struktur Organisasi
menurut Schermerhorn (1996) adalah “sistem tugas, alur kerja, hubungan
pelaporan dan saluran komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan
individual maupun kelompok”. [7]
Struktur
Organisasi dalam sebuah organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk Bagan
Struktur Organisasi (Organization Chart) yaitu suatu diagram yang menggambarkan
pengaturan posisi pekerjaan dalam Organisasi yang diantaranya juga termasuk
garis komunikasi dan wewenangnya. Berdasarkan bentuknya, struktur organisasi
dibedakan menjadi beberapa bentuk, diantaranya yaitu :
1. Struktur
Organisasi Fungsional
Gambar 7 Contoh Bentuk Struktur Organisasi Fungsional
Struktur
Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur
Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja
dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi
manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia.
Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan
dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat
untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan
beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat
menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar
unit kerja.
2. Struktur
Organisasi Divisional
Gambar 8 Contoh Bentuk Struktur Organisasi Divisional
Struktur
Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur
Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan
letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di
perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
3. Struktur
Organisasi Matriks
Gambar 9 Contoh Bentuk Struktur
Organisasi Matriks
Struktur
Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari
Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan
untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur
Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan
Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional
juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang
ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya
multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua
pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur
Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau
perusahaan-perusahaan multinasional.
4. Struktur
Organisasi Tim
Gambar 10 Contoh Struktur Organisasi Tim
Organisasi
membentuk serangkaian tim untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus dan untuk
mengkoordinasikan departemen-departemen utama.
5. Struktur
Organisasi Jaringan
Gambar 11 Contoh Struktur
Organisasi Jaringan
Organisasi
menjadi suatu pusat yang kecil, terhubung secara elektronis dengan organisasi
lainnya yang melakukan fungsi-fungsi vital. Departemen bersifat independen dan
melayani kontrak dengan sentral untuk mendapatkan keuntungan.
2.4
Deskripsi dan Spesifikasi Tugas
Gambar
12 Sekilas tentang Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan
Penting
untuk mendefinisikan perbedaan antara deskripsi dan spesifikasi pekerjaan
secara akurat agar sesuai dengan orang yang tepat, di tempat yang tepat dan
pada waktu yang tepat. Ini membantu pemberi kerja dan karyawan memahami apa
yang sebenarnya perlu disampaikan dan bagaimana caranya. Deskripsi pekerjaan
dan spesifikasi pekerjaan adalah bagian penting dari informasi analisis
pekerjaan. Memahaminya dengan jelas dan akurat membantu organisasi dan pekerja
mengatasi banyak tantangan saat sedang menjalankan organisasi. Meskipun
mempersiapkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan bukan persyaratan
hukum, namun memainkan peran penting dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.
A.
Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi
pekerjaan mencakup data dasar terkait pekerjaan yang berguna untuk mengiklankan
pekerjaan tertentu dan menarik banyak orang. Ini mencakup informasi seperti
jabatan, lokasi pekerjaan, pelaporan kepada dan karyawan, ringkasan pekerjaan,
sifat dan tujuan pekerjaan, tugas dan tugas yang harus dilakukan, kondisi
kerja, mesin, alat dan peralatan yang akan digunakan oleh calon pekerja dan
bahaya yang terlibat di dalamnya.
Tujuan
deskripsi pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan utama
deskripsi pekerjaan adalah untuk mengumpulkan data terkait pekerjaan agar dapat
beriklan untuk pekerjaan tertentu. Ini membantu dalam menarik, menargetkan,
merekrut, dan memilih kandidat yang tepat untuk pekerjaan yang tepat.
2. Menentukan
apa yang perlu disampaikan dalam suatu pekerjaan tertentu. Ini mengklarifikasi
apa yang seharusnya dilakukan karyawan jika dipilih untuk lowongan pekerjaan
tertentu.
3. Memberi
staf rekrutmen pandangan yang jelas calon seperti apa yang dibutuhkan oleh
departemen atau divisi tertentu untuk melakukan tugas atau pekerjaan tertentu.
4. Menjelaskan
siapa yang akan melaporkan kepada siapa.
B.
Spesifikasi pekerjaan
Spesifikasi
pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang kualifikasi pendidikan, kualitas
spesifik, tingkat pengalaman, fisik, emosi, keterampilan teknis dan komunikasi
yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan, tanggung jawab yang terlibat
dalam pekerjaan dan tuntutan sensorik yang tidak biasa lainnya. Ini juga
mencakup kesehatan umum, kesehatan mental, kecerdasan, bakat, memori,
penilaian, keterampilan kepemimpinan, kemampuan emosional, kemampuan
beradaptasi, fleksibilitas, nilai-nilai dan etika, sopan santun dan
kreativitas, dan lainnya.
C. Tujuan
spesifikasi pekerjaan
1. Berdasarkan
deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan membantu kandidat menganalisis
apakah memenuhi syarat untuk melamar lowongan pekerjaan tertentu atau tidak.
2. Membantu
merekrut tim dari suatu organisasi untuk memahami tingkat kualifikasi,
kualitas, dan karakteristik apa yang harus ada dalam diri seorang kandidat
untuk membuatnya memenuhi syarat untuk pembukaan pekerjaan.
3. Memberikan
informasi terperinci tentang pekerjaan apa pun termasuk tanggung jawab
pekerjaan, keterampilan teknis dan fisik yang diinginkan, kemampuan percakapan,
dan banyak lagi.
4. Membantu
untuk memberikan pilihan calon yang paling tepat untuk pekerjaan tertentu.
Keduanya,
baik deskripsi maupun spesifikasi pekerjaan merupakan bagian yang terintegrasi
dalam analisis pekerjaan. Keduanya mendefinisikan pekerjaan sepenuhnya dan
membimbing pemberi kerja dan karyawan tentang cara melakukan seluruh proses
rekrutmen dan seleksi. Kedua data ini sangat relevan untuk menciptakan
kesesuaian yang tepat antara pekerjaan dan bakat, mengevaluasi kinerja dan
menganalisis kebutuhan pelatihan dan mengukur nilai pekerjaan tertentu.[8]
2.5
Sistem Penggajian
Sistem
pengajian adalah mengembangkan sekumpulan prosedur yang memungkin perusahaan
untuk menarik, menahan dan memotivasi staf yang diperlukan, serta untuk
mengendalikan biaya pembayaran gaji. Karena tidak ada satu pola yang dapat
digunakan secara universal maka prosedur ini harus disesuaikan dengan kebijakan
gaji tiap-tiap organisasi, dan hendaknya didasar atas kebijakan yang dianggap
adil.
Sistem
penggajian dan pengupahan adalah jaringan prosedur yang terdiri dari sebagai berikut:
1. Prosedur
pencatatan waktu hadir
Prosedur
ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini
diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan mengunakan daftar hadir pada
pintu masuk kantor adninistrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir karyawan
ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.
2. Prosedur
pencatat waktu kerja
Dalam
perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatat waktu
kerja diperlukan bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan
distribusi biaya dan upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati
jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan pabrik hadir ke
perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut
dirinci menjadi waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan
demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga
kerja langsung kepada produk yang diproduksi.
3. Prosedur
pembuatan daftar gaji
Dalam
prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah
karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah
surat-surat keputusan mengenai
pengankatan karyawan baru, kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian
karyawan, daftar gaji bulan sebelumnya dan daftar hadir.
4. Prosedur
distribusi biaya gaji
Dalam
prosedur ditribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan
kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja
ini dimaksud untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.
5. Prosedur
pembayaran gaji
Prosedur
pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.
Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk
menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan
cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah
karyawan perusahaan banyak. Pembagian amplop dan upah dapat dilakukan dengan
membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan.
Untuk
mendistribusikan gaji dan upah, pertama dilakukan penyusunan daftar gaji.
Daftar gaji dan daftar upah yang berfungsi sebagai jurnal gaji dan upah disusun
dengan tiga metode yang terdiri dari:
1. Metode
tangan (pen and ink)
Langkah-langkah
untuk menyusun daftar gaji dan upah dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu
Langkah
persiapan, yaitu bagian gaji dan upah menerima catatan waktu hadir dan waktu
kerja. Kemudian catatan waktu hadir digunakan sebagai dasar untuk menyusun
daftar gaji dan upah.
Langkah
penyusunan, yaitu bagian gaji dan upah mencatat nama karyawan dan jam kerja
(biasa dan lembur) dalam daftar gaji. Sumber datanya adalah catatan waktu
hadir. Kemudian mencatat tarif gaji atau upah dari daftar tarif dan
mengalikannya dengan lama kerja.
2. Posting
langsung (direct posting) dengan mesin atau payroll board
Proses
perhitungan daftar gaji dan upah dengan mengunakan mesin penghitung khusus.
Penyusunan daftar gaji dengan cara tangan (pen and ink) berakibat adanya
penulisan hal yang sama berulang-ulang. Misalnya nama karyawan, nomor kartu
hadir. Untuk menghindari cara yang berulang-ulang ini maka dapat digunakan
dengan metode mesin atau payroll board.
3. Metode
tanpa buku pembantu (ledgerless)
Dengan
cara ini data gaji dan upah langsung dapat dicatat kedalam cek gaji dan laporan
gaji karyawan. Sedangkan formulir-formulir lain diletakkan di bawah cek gaji,
diberi karbon, sehingga data dalam cek gaji akan tembus ke formulir lainnya.
Agar tembusan yang dibuat itu sesuai dengan yang diinginkan maka bentuk
formulir-formulirnya dibuat sedemikian rupa sehingga sekali menulis dapat
diperoleh beberapa formulir.
Faktor
yang Memengaruhi Besarnya Gaji Karyawan
Adapun
yang memengaruhi besar kecilnya gaji karyawan antara lain menurut pasal 2 ayat
1 peraturan menteri ketenagakerjaan no. 1 tahun 2017 sebagai berikut :
1. Golongan
Pengelompokan
jabatan berdasarkan nilai atau bobot pekerjaan. Jabatan-jabatan yang tugas
serta tanggungjawabnya relatif sama dapat digabung menjadi satu kelompok
golongan jabatan. Golongan jabatan seorang karyawan akan menentukan besar
kecilnya gaji dan fasilitas yang ia terima dari perusahaan.
2. Jabatan
Jabatan
bisa dipahami sebagai sekolompok tugas dan pekerjaan dalam organisasi
perusahaan. Jabatan yang berbeda mempunyai risiko tugas yang berbeda pula.
Jabatan ini berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, dan tingkat kesulitan yang
berbeda pula. Maka hal ini sangat menentukan besar kecilnya gaji seseorang.
3. Masa
Kerja
Masa
kerja adalah lamanya pengalaman melaksanakan pekerjaan tertentu yang
disyaratkan dalam suatu jabatan. Masa kerja berhubungan erat dengan pengalaman.
Semakin berpengalaman, semakin tinggi pula nilai seorang calon karyawan di mata
sebuah perusahaan.
4. Pendidikan
Tingkat
pengetahuan yang diperoleh dari jenjang pendidikan formal yang dipersyaratkan
dalam suatu jabatan. Biasanya hampir seluruh perusahaan maupun instansi
mensyaratkan minimal persyaratan tingkat pendidikan seorang karyawan.
5. Kompetisi
Kemampuan
kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan untuk suatu jabatan. Jika kompetensi
karyawan sesuai dengan jabatan yang diembannya, perusahaan akan diuntungkan,
karena akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
3.1 Spesifikasi produk/jasa
Produk
adalah setiap hal berupa barang maupun jasa yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kepuasan
dan kebutuhan konsumen. Keputusan-keputusan tentang produk dalam aspek
pemasaran mencakup bentuk penawaran secara fisik, merknya, kemasaran, garansi,
dan servis purna jual. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah mengetahui
keperluan dan keingingan pasarnya. Jika masalah ini telah selesai maka
keputusan mengenai harga, distribusi dan promosi dapat diambil.
Selain
itu produk juga tidak selalu diidentikan dengan barang. Produk yang tidak
berwujud disebut dengan jasa. Jasa ialah segala tindakan maupun unjuk kerja
yang ditawarkan ke pihak lain yang intangible dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada
suatu produk fisik.[8]
3.2 Segmentasi produk/jasa
segmentasi
pasar didasarkan pada pemisahan atau pengkhususan diantara para calon konsumen
sebagai pasar. Pada kenyataannya, pasar itu bersifat heterogen oleh karena itu
sulit kiranya bagi perusahaan untuk memasarakan produknya (kecuali produk
tertentu seperti garam) tanpa mengadakan segmentasi pasar. Pada kasus seperti
ini perusahaan harus dapat menentukan beberapa segmen pasar dan kemudian baru
mengalokasikan sumber-sumber ke segmen tersebut. [8]
Adapun
definisi segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang
bersifat homogen. Jadi perusahaan membagi pasarnya ke dalam segmen-segmen pasar
tertentu dimana tiap-tiap segmen tersebut memiliki sifat homogen. Hal ini
disebabkan karena dalam kenyataanya masih terdapat produk yang memiliki sifat
heterogen pada seluruh pasar atau produk tersebut hanya diperlukan oleh
kelompok pasar tertentu saja. Sedangkan homogenitas pada tiap segmen
dikarenakan terdapat differensiasi pada cara dalam membeli, cara dalam
menggunakan produk, keperluan pemakai, alasan dilakukan pembelian, tujuan
pembelian itu sendiri dan sebagainya.
Jadi
segmentasi ini merupakan proses yang menyeluruh di mana perusahaan harus
memperhatikan pembelian dari masing-masing segmen. Faktor-faktor yang digunakan
untuk menyusun aspek pemsaran segmentasi pasar adalah : [8]
·
Demografi
Seperti umur,
kepadatan penduduk, jenis kelamin, agama, kesukaan, pendidikan dan sebagainya.
·
Tingkat Penghasilan
·
Sosiologis
Seperti kelompok
budaya, kelas-kelas sosial dan sebagainya
·
Psikologis/psikhografis
Seperti
kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan dan sebagainya.
·
Syarat-syarat mengadakan segmentasi
Segmen pasar yang
memiliki ciri khas ialah segmen yang belum terlayani maupun telah terlayani
namun belum maksimal.
Terdapat
3 faktor dalam mendukung usaha segmentasi untuk lebih efektif, diantaranya:
·
Measurability
Tingkat informasi
yang ada mengenai sifat-sifat pembeli. Sejauh mana sifat tersebut dapat
dikukur. Misalkan untuk mengukur jumlah pembeli mobil yang pembeliannya
didorong oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi ataukah status atau kualitas.
·
Accesibility
Tingkat dimana
perusahaan iru secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang
telah dipilihnya. Misalkan kegiatan periklanannya belum tentu sama antara
segmen yang lama dengan segmen yang baru.
·
Substaintiality
Tingkat
dimana segmen itu adalah luas dan cukup untuk melakukan kegiatan pemasaran
tersendiri.
3.3 Analisis Situasi Pasar
Analisis
pasar dan pemasaran pada tingkat lanjut adalah dengan melakukan analisa dan
peramalan permintaan. Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah : [8]
1.
Permintaan Pasar
Pada
evaluasi kesempatan pemasaran, kebanyakan perusahaan memilai dengan melihat
permintaan pasar. Kemudian apa yang dimaksud dengan permintaan pasar.
Melihat
definisi tersebut kita dapat melihat bahwa permintaan pasar itu bukanlah
merupakan sebuah konsep yang sederhana karena di dalamnya terdapat 8 unsur
penting seperti :
·
Produk
·
Volume Total
·
Dibeli
·
Kelompok Pembeli
·
Daerah geografis
·
Periode Waktu
·
Lingkungan Pemasaran
·
Program Pemasaran
2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Pasar
Menurut
para ahli ekonomi, terdapat beberapa faktor utama sebagai penentu dari
permintaan pasar. Faktor-faktor tersebut adalah : [8]
· Harga
produk
· Harga
produk lain
· Penghasilan
pembeli
· Selera
pembeli
Pada faktor-faktor
tersebut perlu ditambahkan adanya faktor penentu non-harga seperti :
· Usaha
periklanan (Contoh Iklan Menarik)
· Usaha
penjualan dengan salesman
3.
Analisa Volume Penjualan dan Biaya
Pemasaran
Analisa
volume penjualan pada aspek pemasaran analisa pasar dan peramalan permintaan
merupakan suatu studi mendalam tentang masalah “penjualan bersih” dari laporan
rugi-laba perusahaan. Manajemen perlu menganalisa volume penjualan total dan
juga volume itu sendiri. Analisa tersebut dapat didasarkan pada :
·
Product Line
·
Segmen pasar (teritorial, kelompok
pembeli, dan sebagainya)
Dalam
menganalisa, manajer dapat membandingkan penjualannya dengan sasaran perusahaan
dan juga dengan penjualan industri.
Analisa
volume penjualan sangat bermanfaat dalam evaluasi dan pengendalian kegiatan
pemasaran perusahaan. Selain analisa mengenai volume penjualan, manajer dapat
mengadakan analisa biaya pemasaran untuk menentukan Profitabilitas (kemampuan
untuk mendapatkan laba) daerah penjualannya, product line, maupun unit-unit
pemasaran yang lain.
Analisa
biaya pemasaran merupakan studi mendalam tentang masalah biaya operasi dari
laporan rugi-laba perusahaan. Juga untuk berbagai pos biaya, perusahan dapat
membuat sasaran yang dianggarkan dan kemudian menganalisa variasi-variasi
antara biaya yang dianggarkan (dibudgetkan) dengan biaya sesungguhnya.
4.
Mengestimasikan Penjualan Potensial
Dalam
melayani kebutuhan pasarnya, perusahaan perlu memperkirakan penjualan
potensialnya. Ini dibuat untuk menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam melayani atau mengisi kebutuhan tersebut.
Penjualan
potensial sendiri merupakan tingkat penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh
penjual. Melihat definisi tersebut, penjualan potensial dapat ditentukan
berdasarkan 2 macam faktor yaitu :
·
Penjualan Potensial Industri
Tingkat penjualan
maksimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjual barang atau jasa.
·
Penjualan Potensial Perusahaan
Tingkat penjualan
maksimum yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan.
5.
Peramalan Penjualan
Peramalan
penjualan yang tepat pada aspek pemasaran dalam kewirausahaan ataupun
pengelolaan usaha sangat diperlukan dalam setiap tahap perencanaan bisnis.
Manajer
pemasaran harus mempunyai ramalan penjualan yang dimaksudkan untuk :
·
Menentukan kuota
·
Dipakai sebagai pedoman di dalam
pengembangan produk
·
Merencanakan promosi
·
Mengalokasikan tenaga kerja
3.4 Analisis Pesaing
Pesaing
merupakan perusahaan yang memproduksi atau memasarkan barang dan jasa yang
memiliki kemiripan dengan produk yang kita hasilkan/tawarkan. Analisa pesaing
yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap kesempatan,
ancaman atau persoalan strategis yang timbul dari pergantian suasana bersaing
yang potensial. [8]
Analisa
ini bertujuan sebagai refrensi bagi perusahaan untuk terus memperbaiki kinerja
perusahaan agar mampu meningkatkan daya saing di dunia bisnis.
3.5 Strategi promosi
Promosi
merupakan upaya dari penjual untuk menawarkan produknya kepada pembeli atau
konsumen supaya konsumen berminat untuk melakukan pembelian. Hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan promosi adalah sebagai berikut :
[8]
1.
Tujuan Promosi:
·
Memberitahu konsumen tentang penawaran
produk
·
Mengingatkan kepada konsumen akan manfaat
dari produk yang kita tawarkan
·
Membujuk konsumen untuk melakukan
transaksi pembelian
·
Merubah perilaku konsumen
·
Mempertahankan merk produk perusahaan di
mata konsumen
2.
Bauran Promosi
Pada
initnya variabel yang ada di dalam bauran promosi ada 4 yaitu :
·
Periklanan
Periklanan adalah
bentuk presentasi dan promosi non privat mengenai ide, produk yang dibiayai
oleh pihak bersponsor tertentu.
·
Personal Selling
Komunikasi
yang terbentuk bersifat individual dan dilakukan timbal balik. Keduanya dapat
memberikan tanggapan masing-masing dan dilakukan secara fleksibel sesuai dengan
kondisi yang ada.
·
Publisitas
Komunikasi
dengan masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini dapat mempengaruhi kesan
terhadap sebuah organisasi maupun produk atau jasa yang ditawarkan.
3.
Promosi Penjualan
Aktivitas pada promosi penjualan antara lain :
peragaan, pertunjukkan dan pameran, demonstrasi dan sebagainya. Bisanya
kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan promosi lain dan biayanya
relatif lebih murah dibandingkan periklanan dan penjualan secara langsung.
3.6 Media promosi berbasis TI
Pemasaran
di era digital sejatinya tidak sesederhana memindahkan media promosi dari
bentuk cetak ke dalam konten digital. Setiap marketer hari ini punya tugas
baru, tanggung jawab baru, dan dunia gaya baru yang belum pernah ada sebelumnya
– belum lagi perkembangan teknologi dan fasilitas hari ini yang berkembang
dengan sangat pesat. [8]
Perkembangan
media promosi dalam era digital tidak lepas dari manajemen dan strategi
pemasaran berbasis teknologi, dengan perkembangan dari masa ke masa sebagai
berikut :
1. Pemasaran 1.0: Age of Advertising
Pada
awal kemunculan teknologi informasi, perusahaan besar berlomba-lomba untuk
menampilkan brand mereka melalui iklan. Baik itu menggunakan media cetak
(koran/majalah), televisi maupun radio. Model iklan nya pun relatif seragam,
penyampaian satu arah, konten pada umumnya hanya berisi product knowledge,
serta hanya fokus pada tampilan, bukan pesan.
2. Pemasaran 2.0: Digital Marketing
Dengan
semakin pesatnya perkembangan internet serta pertumbuhan penggunanya, model
marketing hadir dengan konten-konten digital. Sebutlah e-mail marketing, web
marketing, iklan google, tidak terlewat strategi pemasaran bisnis model baru
lewat adanya e-commerce.
3. Pemasaran 3.0: Modern Marketing
Dengan
semakin banyaknya pilihan marketing mulai dari jenis konten, penggunaan
channel, serta layanan pelanggan mulai dari yang manual hingga terotomasi,
manajemen dan strategi pemasaran hari ini sangat memungkinkan setiap bisnis
untuk selalu engage dengan pelanggannya terlebih secara real-time.
Dengan
semakin berkembangnya model pemasaran hari ini, tentu bukan hal yang mudah
untuk memilah dan memilih metode pemasaran yang tepat sehingga diperlukan
manajemen pemasaran yang dapat disalurkan melalui media sebagai berikut :
a. Social Media
Harus
diakui, media sosial telah merubah pola komunikasi antara brand dengan
konsumennya. Media sosial bukan lagi masalah keindahan gambar, product
knowledge, tapi lebih pada seberapa besar kualitas interaksi yang bisa
diciptakan. Dengan adanya vitur real-time seperti live via Instagram/YouTube,
webinar online, serta kanal-kanal group chat, sangat memudahkan bisnis untuk
bisa hadir dalam keseharian customer nya dan tampil apa adanya.
b. Content
Marketing
Adanya
content marketing telah mengubah paradigma pemasaran tradisional menjadi lebih
natural. Dengan adanya pemasaran melalui konten yang useful baik itu
infografis, video, atau foto sekalipun, sebuah brand bisa hadir di tengah
customer tanpa harus menggunakan tangan perusahaan secara langsung. Kuncinya
hanya bagaimana membuat orang lain suka dengan isi informasi tersebut dan mau
menyebarkannya secara sukarela.
c. Mobile
Mindset
Tren
akses internet dari smartphone (mobile web) yang semakin mendominasi dibanding
desktop membuat bisnis manapun harus mulai concern terhadap fenomena ini.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana pemasaran yang dilakukan sesuai dan
terintegrasi di semua platform manapun, terlebih smartphone.
d. Data
Era big
data telah memungkinkan para marketer untuk dapat mengetahui lebih dalam
mengenai pelanggannya. Tidak hanya kebutuhan konsumen, bahkan kebiasaan,
demografi serta perilaku konsumen juga dapat membantu dalam merumuskan strategi
pemasaran yang paling tepat. Sebuah perusahaan yang memiliki pengelolaan data
yang baik serta pemanfaatan yang tepat tentu bisa menciptakan performa
marketing yang jauh lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.
BAB IV
ASPEK KEUANGAN
Aspek
keuangan sangat diperlukan dalam rangka menilai tingkat probabilitas dimasa
yang akan datang. Apalagi untuk investasi jangkapanjang yang memerlukan
pendekatan present value didalam menilaikelayakan usaha dan juga pertimbangan
jangka waktu tingkat pengembalianbiaya investasi atau pay back period.
Permasalahan keuangan akan semakinkomplek mana kala faktor informasi dan time
value of money dimasukkansebagai asumsi yang akan berpengaruh terhadap hasil
penilaian aspek keuangan.[16]
4.1 KOMPONEN
BIAYA / ANGGARAN
Komponen
BiayaModal yang diinvestasikan akan
digunakan sebagai biaya
modal. Pada umumnya
komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt (biaya
hutang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).
· Cost of Debt ( Biaya Hutang )
Hutang dapat
diperoleh dari lembaga
pembiayaan atau dengan
menerbitkan surat pengakuan hutang (oligasi).
Biaya hutang yang
berasal dari pinjaman
adalah merupakan bunga
yang harus dibayar perusahaan,
sedangkan biaya hutang dengan
menerbitkan obligasi adalah
tingkat pengembalian hasil yang
diinginkan (required of
return) yang diharapkan
investor yang digunakan untuk
sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi.Suatu perusahaan
memanfaatkan sumber pembelanjaan utang, dengan tujuan untuk memperbesar tingkat
pengembalian modal sendiri (ekuitas).
Biaya
Utang dibagi menjadi dua macam yaitu:
a.
Biaya
Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Menurut Warsono
(2003: 139), besarnya
biaya utang sebelum
pajak dapat ditentukan dengan menghitung besarnya
tingkat hasil internal
(yield to maturity)
atas arus kas
obligasi, yang dinotasikan dengan
kd.[16]
b.
Biaya
Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Menurut Warsono
(2003: 139), mengatakan
bahwa perusahaan yangmenggunakan sebagian sumber dananya
dari utang akan
terkena kewajiban membayar
bunga. Bunga merupakan
salah satu bentuk beban
bagi perusahaan (interest
expense). Dengan adanya
beban bunga ini
akan menyebabkan besarnya pembayaran pajak penghasilan menjadi
berkurang.Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya utang
sebelum pajak dengan (1 -T), dengan T adalah tingkat pajak marginal.
· Biaya Saham Preferen
Saham preferen
mempunyai karakteristik kombinasi
antara utang dengan
modal sendiri atau saham biasa.
Salah satu ciri
saham preferen yang
menyerupai utang adalah
adanya penghasilan tetap bagi
pemiliknya (Warsono, 2003: 143).Menurut
Weston dan Brigham
(1990: 107), biaya
saham preferen adalah
tingkat pengembalian yang
dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan.
· Cost of Equity ( Biaya Modal Sendiri )
Biaya modal
saham merupakan tingkat
hasil pengembalian atas
saham biasa yang diinginkan oleh para investor. Salah satu
metode yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan, yaitu
pendekatan Capital Aset Pricing Model(CAPM), dimana biaya modal laba ditahan
adalah tingkat pengembalian
atas modal sendiri
yang diinginkan oleh
investor yang terdiri
dari tingkat bunga bebas
risiko dengan premi
risiko pasar dikaliikan
dengan β (resiko
saham perusahaan). Iramanidan Febrian (2005).
· Biaya modal rata-rata tertimbang ( WACC )
Menurut
Iramanidan Febrian (2005),
dalam praktek pembiayaan
atau pendanaan yang digunakan perusahaan
diperoleh dari berbagai
sumber. Dengan demikian
biaya riil yang ditanggung oleh
perusahaan merupakan keseluruhan
biaya untuk semua
sumber pembiayaan yang digunakan.
4.2 ESTIMASI BIAYA / SATUAN BIAYA
Estimasi
biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak. Dalam
melakukan estimasi 1perhitungan2 biaya diperlukan:
A. Pengetahuan
dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar,melakukan
estimasi (perhitungan), dll.
B. Personal
judgement berdasarkan pengalaman estimator.[16]
C. Estimasi
dibedakan menjadi:
D. Estimasi
biaya konseptual
E. Estimasi
biaya detail.
4.3 PENYUSUNAN ANGGARAN / INVESTASI
Anggaran merupakan
perhitungan modal yang
dipergunakan dalam 1
periode tertentu. Penyusunan
anggaran terdiri dari top down dan bottom up.
· Top Down
Proses penyusunan
anggaran tanpa penentuantujuan sebelumnya
dan tidak berlandaskan
teori yang jelas. Proses
penyusunan anggaran Top
Down ini secara
garis besar berupa
pemberian sejumlah uangdari pihak
atasan kepada para
karyawannya agar menggunakan
uang yang diberikan tersebut
untuk menjalankan sebuah program.
· Bottom Up
Proses
penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
anggaran ditentukan belakangan setelah
tujuan selesai disusun.
Proses penyusunan anggaran
dari Bottom Up merupakan
Komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran .[16]
4.4 PENYUSUNAN CASHFLOW PERUSAHAAN
Tujuan utama
laporan arus kas
adalah menyediakan informasi
yang relevan mengenai penerimaan dan
pembayaran kas sebuah
perusahaan selama suatu periode.
Rincianpengeluaran dan penerimaan
kas di dalam
laporan arus kas
dapat dibedakan menjadi
tiga aktivitas, antara lain:
· Aktivitas
Operasi (Operating Activities)
Aktivitas
ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang berhubungan baik secara
langsung, maupun tidak langsung
dengan kegiatan operasional
pokok atau yang
utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang
digunakan untuk menentukan laba bersih.
· Aktivitas
Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini
meliputi segalakegiatan yang
berhubungan dengan harta
(assets) yang terdapat pada neraca.
· Aktivitas
Pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas ini
akan memiliki kaitan
dengan segala transaksi
atau proses aktivitas
bisnis suatu perusahaan yang
mempengaruhi pos-pos kewajiban
dan ekuitas pemilik. Para
investor biasanya terlebih dahulu
akan memperhatikan laporan
arus kas dibandingkan
laporan laba rugi
(income statement). Hal ini
dikarenakan kas adalah
tergolong harta lancar
yang tingkat likuiditasnya paling tinggi
di antara semua
harta lancar. Karena
tingkat likuiditasnya paling
tinggi, maka kas tersebut
dapat dengan segera
melunasi segala kewajiban
yang ada pada
perusahaan terhadap investor. Dengan
kata lain, dalam
keadaan yang paling
buruk, sejauhmana perusahaan
dalammenjalankan aktivitas bisnisnya
dapat melunasi kewajibannya,
dapat diukur dengan
seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya.[16]
4.5 TIME VALUE OF MONEY DAN TINGKAT SUKU BUNGA
Pada
dasarnya konsep Time Value Of Money Mengatakan bahwa setiap individu
berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti. Sejumlah
uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita
memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir
tahun depan.Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang
akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki
sekarang.[17]
Waktu
adalah salah satu faktor yang penting dalam membuat suatu keputusan untukmenentukan
apa yang akan anda lakukan dengan uang yang anda miliki, karena denganadanya
waktu maka akan ada kesempatan untuk menunda konsumsi dan memperoleh pendapatan
yang biasanya kita sebut bunga.
Dalam
hal konsep Time Value Of Money terdapat dua konsep perhitunga nilai dariuang
tersebut, yaitu :
· Future
Value (Nilai Kemudian)
Nilai
kemudian atau future value dapat diperoleh dengan mengalikan tingkat
bungadengan pokok pinjaman atau periode tertentu. Tingkat bunga dapat dihitung
setiap bulan,kuartalan, enam bulan atau satu tahun sekali. Bahkan dalam dunia
perbankan dinegara kita,dikenal dengan simpanan bunga harian meskipun tingkat
bunga ditentukan setiap satutahun.
· Presen
Value (Nilai sekarang)
Present
Value sangat penting dalammanajemen keuangan. Manajer keuangan seringkali
dihadapkan pada persoalan pengambilankeputusan yang tidak terlepas dari konsep
ini. Dalam penilaian investasi misalnya, manajerkeuangan diharuskan mengukur
nilai sekarang aliran kas yang dikas yang diharapkan akandihasilkan dalm investasi
tersebut. Sama halnya dengan konsep nilai kemudian atau FutureValue, dalam
konsep nilai sekarang ini pun ada dua alternatif aliran kas, aliran kas
yangterjadi satu tahun sekali dan aliran kas yang berkali-kali dengan jumlah
yang sama setiaptahun atau anuitas.
4.6 KRITERIA INVESTASI
Keputusan investasi
merupakan keputusan manajemen
keuangan yang paling
penting di antara ketiga keputusan jangka panjang yang
diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal
pada bidang usaha
yang membutuhkan modal
yang besar, juga
keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung
berpengaruh pada nilai perusahaan.[16]
Pada umumnya,
langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pengambilan
keputusan investasi adalah
sebagai berikut:
A. Adanya
usulan investasi (proposal investasi).
B. Memperkirakan
arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.
C. Mengevaluasi
profitabilitas investasi dengan
menggunakan beberapa metode penilaian pelayakan investasi.
D. Memutuskan
menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
Untuk menilai
profitabilitas rencana investasi
dikenal dua macam
metode, yaitu metode konvensional danmetode
non-konvensional
(discounted cash flow).
Dalam metode konvensional
dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana
investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam
metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net
Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return
(IRR).
DAFTAR PUSTAKA
diakses pada 11 November 2019
[6]
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-organisasi.html. diakses pada 11 November 2019
[7]
https://www.kajianpustaka.com/2012/10/sistem-penggajian-dan-pengupahan.html. diakses pada 11 November 2019
DAFTAR GAMBAR
[1]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[2]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[3]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[4]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[5]
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/01/04/pendirian-pt-di-2019/
[8]
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
[9]
https://ilmumanajemenindustri.com/deskripsi-jabatan-spesifikasi-jabatan/